Apa itu seni Origami, filsafat, hobi

Apa itu Origami: Seni, Filosofi, Hobi

Vitalii Shynakov
Menerbitkan:

Hampir setiap dari kita bisa melipat sebuah pesawat kertas atau sebuah kapal kertas. Beberapa bahkan bisa melipat kemeja dengan dasi di depan teman-temannya. Ini menyenangkan dan menunjukkan seberapa terampil kita bekerja dengan jari-jari dan kemampuan yang kita miliki. Mari kita bersama-sama mencari tahu apa itu Origami, kapan ia muncul, menjadi populer, dan mengapa ini merupakan seni sejati. Origami adalah seni yang mengajarkan kita kesabaran, presisi, dan kemampuan untuk melihat keindahan dalam hal-hal kecil. Melalui Origami, kita menjelajahi dunia dan diri kita sendiri, mengembangkan pemikiran kreatif dan koordinasi halus. Mari kita mulai dengan mendefinisikan konsep ini dan menyelidiki sejarah seni yang berusia lebih dari 1000 tahun.

h_907,h_887,h_901,h_902

Origami: Definisi

Origami (jap. 折り紙) merupakan seni kuno Jepang melipat kertas tanpa menggunakan gunting dan lem. Kata "Origami" sendiri terdiri dari dua akar kata Jepang: "ori" (lipat) dan "kami" (kertas). Di berbagai budaya, ada istilah sendiri untuk seni ini. Di Korea, misalnya, disebut "jongi-jeobgi", yang juga berarti "lipat kertas". Di Spanyol dan negara-negara di Amerika Latin, istilah yang digunakan adalah "papiroflexia", sementara di negara berbahasa Inggris, istilah Jepang "origami" lebih umum digunakan.

Origami adalah bentuk seni yang membutuhkan presisi, kesabaran, dan pemikiran spasial. Setiap lipatan, setiap lipatan kertas memiliki makna dan mengarah pada pembentukan bentuk akhir. Mulai dari bentuk sederhana yang bisa dilipat oleh anak-anak, hingga model yang kompleks yang diciptakan oleh para ahli, Origami mencakup berbagai tingkat kompleksitas dan keindahan.

Meskipun perbedaan dalam nama dan konteks budaya, hakikat Origami tetap sama - ini adalah seni mengubah selembar kertas datar menjadi bentuk tiga dimensi melalui lipatan. Ini adalah seni yang menggabungkan presisi matematika dan visi artistik, tradisi dan inovasi.

Sejarah Origami

Tiongkok Kuno: Kelahiran Kertas (hingga abad ke-7 M)

Pada masa Tiongkok kuno, lelah dengan papan kayu dan bambu yang tidak nyaman serta sutra dan wol yang mahal, kertas mulberry dan bambu ditemukan hingga abad ke-3 SM. Secara resmi, kaisar baru diberitahu tentang teknologi ini pada tahun 105 M. Kertas digunakan untuk menulis, tujuan keagamaan, dan kebutuhan sehari-hari, seperti lentera hias yang terkenal.

Perkenalan di Jepang: Permulaan Origami (abad ke-7 hingga ke-12)

Meskipun Tiongkok mencoba menyimpan rahasia pembuatan kertas, seorang biksu Buddha bernama Dan Ho membawa pengetahuan ini ke Jepang pada abad ke-7. Hal ini tercatat dalam "Kronik Jepang" (Nihongi). Di Jepang, kertas digunakan luas dalam kehidupan sehari-hari: menjadi sekat, jendela, payung, dan elemen pakaian. Kertas memiliki peran khusus dalam ritual Buddha.

Refleksi Filosofis: Penyatuan dengan Buddhisme dan Shinto (abad ke-8 hingga ke-12)

Pada masa ini, dasar filosofis Origami mulai terbentuk. Buddhisme Zen Jepang mencari kebenaran dalam keindahan setiap saat, dalam kerapuhan dan keterbatasan. Shintoisme membawa ide tentang ada-nya kehadiran dewa (Kami) dalam setiap benda, terutama yang tidak biasa. Dari sinilah Origami (jap. 折り紙, kertas yang dilipat) sebagai seni yang penuh makna mendalam muncul.

Masa Aristokrasi: Origami di Istana (1185-1573)

Pada periode Kamakura dan Muromachi, Origami berkembang menjadi seni dan hiburan bagi para aristokrat. Kemampuan melipat figur-figur elegan dianggap sebagai tugas penting bagi para anggota istana. Catatan dan surat sering kali dilipat dalam bentuk kupu-kupu, burung bangau, atau figur seni untuk menyampaikan harapan dan perasaan yang baik.

Demokratisasi Seni: Origami untuk Semua (1573-1867)

Era Aristokrasi: Origami di Istana (1185-1573)
Lukisan ini merupakan referensi sejarah hidup mengenai Zaman Edo (1603-1867), ketika Origami menjadi populer di semua lapisan masyarakat Jepang. Adegan yang digambarkan mencerminkan periode di mana seni lipat kertas berhenti menjadi hak istimewa bagi aristokrasi dan menyebar ke kalangan masyarakat biasa.

Pada periode Azuchi-Momoyama dan Edo, kertas menjadi lebih mudah diakses, dan Origami menyebar di kalangan rakyat biasa. Banyak model baru muncul, yang menjadi klasik, seperti burung bangau Tsuru - simbol keberuntungan dan umur panjang.

Sistematika dan Penyebaran: Buku-buku Origami Pertama (Akhir abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19)

Pada tahun 1797, "Senbazuru Orikata" (Cara melipat seribu burung bangau) diterbitkan dengan deskripsi 49 model burung bangau, yang terkait dengan legenda pemenuhan keinginan. Pada tahun 1845, "Kan no mado" (Jendela ke tengah musim dingin) diterbitkan, memperkenalkan model-model yang lebih beragam. Origami akhirnya menjadi hiburan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.

h_906,h_903,h_888,h_890

Origami Modern

Perkembangan Origami di abad ke-20 dan ke-21 sangat terkait dengan nama Akira Yoshizawa. Master Jepang ini memberikan kontribusi yang tak ternilai untuk mempopulerkan dan mengembangkan seni lipatan kertas.

Akira Yoshizawa lahir pada tahun 1911. Pada masa mudanya, ia bekerja sebagai drafter teknik di sebuah pabrik dan mengajar geometri. Kemampuan ini kemudian memainkan peran penting dalam pendekatan Yoshizawa terhadap Origami. Setelah Perang Dunia II, pada tahun 1952, terjadi sesuatu yang mengubah hidup Yoshizawa dan sejarah Origami. Majalah "Asahi Graph" mempublikasikan foto-foto patungnya, yang membuat master ini sangat terkenal.

Akira Yoshizawa
Akira Yoshizawa - bapak Origami modern. Berkat pria ini, Origami menjadi populer. Pria ini memperbarui aturan lipatan dan mengembangkan banyak petunjuk baru dan patung. Tetapi yang paling penting adalah bahwa dia mengembangkan simbol-simbol universal untuk langkah-langkah lipatan, sehingga petunjuk bisa dicetak dengan nyaman di buku-buku. Simbol-simbol ini universal, mudah dimengerti, dan tidak memerlukan terjemahan. Terima kasih, Akira Yoshizawa.

Menariknya, seorang guru geometri muncul mengembangkan sistem simbol universal. Ini menunjukkan betapa pengalaman sebelumnya Yoshizawa membantunya mengorganisir dan menyederhanakan seni Origami yang kompleks.

Untuk kontribusinya terhadap perkembangan budaya Jepang, Akira Yoshizawa dihormati dengan penghargaan tertinggi Jepang - Ordo Matahari Terbit. Ia meninggal pada tahun 2005 pada usia 94 tahun dan meninggalkan warisan yang kaya.

Warisan Yoshizawa mencakup buku-bukunya, sistem simbol, ratusan model asli, serta pendekatan filosofis terhadap Origami sebagai seni yang menggabungkan presisi matematika dan visi artistik. Karyanya terus menginspirasi seniman Origami di seluruh dunia, dan metode pengajarannya serta sistem simbolnya tetap menjadi dasar pembelajaran Origami.

Origami Hari Ini

Di zaman kita, Origami telah melampaui batas sekedar hobi sederhana dan menerapkan di berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan.

Origami sering digunakan sebagai elemen dekorasi festival dan hiburan di berbagai negara. Seni lipatan kertas telah menjadi hobi yang populer, menarik orang dari segala usia dengan aksesibilitasnya dan kemampuannya untuk menciptakan objek cantik dari selembar kertas biasa.

Dalam psikologi dan kedokteran, Origami telah diterapkan sebagai bentuk terapi seni. Metode ini membantu orang dalam mengatasi kecemasan dan kemarahan, meningkatkan konsentrasi, serta membantu relaksasi. Dalam bekerja dengan anak-anak, Origami digunakan untuk mengembangkan motorik halus, pemikiran spasial, dan meredakan ketegangan emosional. Logopedis menggunakan teknik Origami dalam praktik mereka untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak-anak.

Prinsip-prinsip Origami telah menemukan aplikasi yang tak terduga dalam ilmu teknik. Di bidang kedokteran, antariksa, dan teknik mesin, konstruksi lipat digunakan yang terinspirasi dari Origami. Contohnya adalah stent lipat untuk operasi jantung dan kolektor matahari kompak untuk wahana antariksa.

Dari sudut pandang matematis, Origami merupakan bidang penelitian yang menarik. Tujuan seniman Origami adalah menentukan posisi satu atau beberapa titik di lembaran kertas yang mendefinisikan lipatan yang diperlukan untuk membentuk objek akhir. Hal ini menghasilkan tugas geometri yang kompleks.

Yang menarik adalah aksioma Huzita - rangkaian tujuh aturan yang secara formal menggambarkan konstruksi geometris dengan Origami datar. Aturan-aturan ini dapat dibandingkan dengan konstruksi klasik dengan jangka dan penggaris, bahkan melebihi dalam beberapa aspek kemampuannya.

Origami terus berkembang sebagai seni, ilmu, dan instrumen pendidikan. Ia mengajarkan kesabaran, presisi, mengembangkan pemikiran spasial dan kreativitas. Dari bentuk-bentuk sederhana yang bisa dilipat oleh anak hingga model matematika yang kompleks dan solusi teknik - Origami membuktikan bahwa selembar kertas biasa dapat menyimpan kemungkinan tak terbatas untuk kreativitas dan inovasi.

Postskriptum

Sebagai seorang ayah, saya sering melipat Origami dengan putra berusia 10 tahun saya. Saya senang melihat bahwa melalui berbagai percobaan, putra saya dapat menarik kesimpulan penting berikut:

  1. Satu bentuk indah hanya bisa diciptakan melalui lipatan yang hati-hati dan akurat. Satu lipatan yang tidak tepat - dan pada akhirnya bentuknya tidak lagi sempurna. (Perhatian terhadap detail dan ketelitian penting untuk mencapai hasil yang luar biasa)
  2. Seseorang harus mengikuti petunjuk tertentu yang harus diingat. Biasanya, sebuah bentuk menengah terdiri dari sekitar 50 langkah. (Menjadi penting untuk mengikuti petunjuk dan mengingat urutan langkah-langkah)
  3. Buru-buru tidak akan membawa hasil - lebih baik melipat dengan lebih lambat, tapi dengan benar, daripada terburu-buru, melakukan kesalahan, dan harus mulai dari awal. Di sini kita diingatkan tentang pepatah: "Eile mit Weile". (Kesabaran dan ketelitian dalam bekerja sering kali menghasilkan hasil yang lebih baik daripada terburu-buru)
  4. Jika tidak berhasil pada percobaan kelima, coba lah sepuluh kali. Bakat dan kemampuan alami hanya berkontribusi 2% untuk kesuksesan, sementara 98% sisanya adalah latihan. (Ketekunan dan latihan terus-menerus adalah kunci keahlian)

Selain itu, melipat Origami sangat baik untuk melatih motorik halus. Saya bisa membantu putra saya memperoleh pengetahuan di sekolah dan masuk universitas, tetapi kepala adalah miliknya. Dan jika dia tidak ingin bekerja dengan pikirannya dalam kehidupan, setidaknya dia bisa menjadi seorang koki yang luar biasa!

Sebagai contoh, berikut adalah video bagaimana dia melipat bintang Origami-Shuriken.

Diterbitkan pada dari Vitalii Shynakov
Diterbitkan pada:
Dari Vitalii Shynakov
Vitalii Shynakov telah bekerja di bidang perdagangan online, pemasaran, dan kepuasan pelanggan sejak tahun 2012. Hingga tahun 2022, ia menjabat sebagai Kepala Pengembangan SDM dan Bagian Penjualan Online dari empat toko yang sukses. Sejak tahun 2024, ia bergabung dengan tim TutKit.com.
Kembali ke ringkasan