Pemosisian Perusahaan & Pembangunan Merek

Memahami kebutuhan dasar dari target pasar dan memposisikan dengan sukses

Semua video tutorial Pengaturan posisi perusahaan & membangun merek

Untuk bertahan di lingkungan kompetitif, penting untuk mengenal audience tidak hanya secara umum, tetapi juga memahami kebutuhan emosional mereka. Perusahaan yang mewakili emosi mendalam dan kebutuhan psikologis ini dapat berkomunikasi secara lebih efektif dan memposisikan mereknya dengan lebih baik. Dalam panduan ini, Anda akan mempelajari berbagai kebutuhan dasar dari audiens Anda dan bagaimana menggunakan wawasan ini untuk membangun merek Anda.

Temuan Utama

Untuk membangkitkan emosi dan menarik perhatian audiens, Anda harus mengenali empat kelompok kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow: Keamanan, Komunitas, Kebebasan, dan Self-actualization. Kebutuhan-kebutuhan ini mempengaruhi perilaku pembelian dan loyalitas terhadap merek. Selain itu, tiga kategori utama dari Hans Georg Häusel - Dominasi, Stimulasi, dan Keseimbangan - penting untuk memahami prototipe berbagai audiens.

Langkah demi Langkah Panduan

1. Analisis Kebutuhan Dasar

Mulailah dengan menganalisis empat kelompok kebutuhan dasar menurut Maslow: Keamanan, Komunitas, Kebebasan, dan Self-actualization. Pikirkan kebutuhan mana yang paling relevan untuk audiens Anda. Misalnya, keamanan dapat menjadi peran sentral dalam industri asuransi atau otomotif.

Memahami kebutuhan dasar dari target pasar dan berhasil memposisikan

2. Identifikasi Emosi

Pemasaran emosional berfokus pada perasaan yang lebih dalam. Identifikasi emosi yang terkait dengan kebutuhan audiens Anda. Pengguna sering mencari jawaban atas pertanyaan seperti: "Bagaimana produk saya dapat memberikan keamanan?" atau "Bagaimana produk saya membantu saya mencapai self-actualization?"

3. Tentukan Tipe Audiens

Gunakan kategorisasi oleh Hans Georg Häusel dan tentukan prototipe mana audiens Anda termasuk. Prototipe tersebut adalah:

  • The Harmonized
  • The Creative
  • The Performer
  • The Preserver

Pikirkan tipe mana yang paling cocok untuk audiens Anda dan bagaimana Anda dapat menyesuaikan pesan Anda secara tepat.

4. Kembangkan Posisi Merek

Kembangkan pesan merek Anda berdasarkan kebutuhan dan emosi audiens Anda. Posisi Anda harus jelas menyampaikan bagaimana merek Anda dapat mendukung pemenuhan kebutuhan ini. Sebagai contoh, merek mobil yang fokus pada keamanan dan stabilitas, mirip dengan Volvo.

5. Integrasikan Storytelling

Integrasikan Storytelling dalam strategi komunikasi Anda. Cerita emosional yang menjangkau kebutuhan dasar audiens Anda dapat membentuk hubungan yang lebih dalam dengan merek. Pikirkan bagaimana Anda dapat menggunakan cerita perusahaan atau produk Anda untuk mencapai audiens Anda secara emosional.

6. Ansari Kebutuhan Psikologis

Gunakan stimulus psikologis dalam iklan Anda. Tunjukkan bagaimana produk meningkatkan situasi sehari-hari atau memberikan keamanan dan kenyamanan. Kampanye iklan yang berfokus pada pengalaman emosional dapat sangat memengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen.

7. Lakukan Riset Pasar

Analisis hasil aktivitas pemasaran Anda untuk memahami lebih lanjut perilaku audiens Anda. Perbaiki pemahaman Anda tentang kebutuhan dan sesuaikan strategi Anda secara tepat. Gunakan metode seperti survei, wawancara, atau analisis online untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam.

8. Evaluasi Keberhasilan

Terakhir, evaluasi keberhasilan sangat penting. Evaluasi secara berkala apakah upaya pemasaran Anda memunculkan emosi yang diinginkan dan mengatasi kebutuhan dasar audiens Anda. Sesuaikan strategi Anda sesuai dengan wawasan yang Anda dapatkan.

Ringkasan

Posisi merek Anda yang efektif membutuhkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan dasar audiens Anda. Manfaatkan pemahaman tentang emosi dan kebutuhan psikologis untuk merancang strategi pemasaran Anda dan mencapai audiens Anda dengan sukses.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Bagaimana kebutuhan dasar memengaruhi perilaku pembelian?Kebutuhan dasar sangat berpengaruh pada perilaku pembelian karena konsumen lebih memilih produk yang memenuhi kebutuhan emosional atau psikologis mereka.

Apa peran Storytelling dalam pemasaran?Storytelling menciptakan hubungan emosional dan dapat memperkuat loyalitas terhadap merek dengan menyentuh nilai dan kebutuhan audiens.

Bagaimana cara saya mengetahui kebutuhan audiens saya?Dengan melakukan riset pasar, survei, dan komunikasi langsung dengan audiens, Anda dapat mengetahui dan menganalisis kebutuhan serta emosi mereka.

Sumber daya apa yang berguna untuk memahami emosi dalam pemasaran?Buku tentang pendekatan neurosains dan strategi pemasaran emosional, seperti "Think Limbik" oleh Hans Georg Häusel, memberikan wawasan yang berguna.

Seberapa penting evaluasi keberhasilan berkelanjutan dalam pemasaran?Evaluasi keberhasilan secara berkala penting untuk mengetahui apakah strategi pemasaran efektif dan untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan.